Minimum internet connection is 384 Kbps to watch all this streaming television channels!
Rise Of The Planet Of The Apes
Rise Of The Planet Of The Apes
Alzheimer adalah penyakit yng berasal dari nama seorang dokter berkebangsaan Jerman, Alois Alzheimer. Merupakan sejenis penyakit tidak menular, berupa sindrom dengan apoptosis ( Sejenis kematian sel terprogram berfungsi untuk membuang sel yan sudah tidak diperlukan oleh tubuh).
Individu yang terserang sindrom Alzheimer, mengalami momen di mana otak tampak mengerut dan mengecil, dan umum ditemukan di individu berumur 65 tahun ke atas yang regenerasi selnya sudah tidak sebagus individu usia muda.
Alzheimer jelas merupakan penyakit " bunuh diri". Kreativitas menurun, gangguan pada fungsi motorik serta demensia akut membuat para penderitanya menjadi sangat terbatasi.
Inilah yang kemudian menjadi isu film garapan sutradara Inggris, Rupert Wyatt ( The Escapist – 2008 ) dalam film aksi fiksi ilmiah, Rise of the Planet of The Apes ( RPTA).
Berbeda dengan versi Charlton Heston  ( 1968) atau versi Tim Burton ( 2001), RPTA mencoba untuk menelusuri asal muasal kisah para kera yang berhasil menguasai dan mengambil alih bumi dari ras manusia tersebut.
Dan Rupert Wyatt berhasil dengan cerdas mengeksekusinya.
Film ini dibuka dengan perburuan para simpanse di sebuah hutan, untuk dijadikan objek penelitian sebuah pusat pengembangan industri kimia obat-obatan,Gen Sys.
Kemiripan struktur DNA para primata tersebut dengan mirip manusia, digambarkan di sini sebagai "kutukan", karena para primata tersebut menjadi buruan para manusia.
Adegan kemudian beralih kepada karakter Will Rodman ( James Franco ), seorang peneliti andalan Gen Sys, yang tertegun saat seekor simpanse bernama Bright Eyes memainkan permainan Lukas Tower dengan sangat cepat.
Ternyata, kunci peningkatan kecerdasan sang simpanse adalah sebuah formula bernama ALZ-112 , yang sedang dikembangkan Gen Sys untuk mengobati penyakit Alzheimer pada manusia. Dipilihnya para simpanse karena pertimbangan kemiripan struktur DNA pada manusia, seperti dijelaskan di atas.
Dalam suatu kejadian Bright Eyes diceritakan mengamuk dan laboratorium kacau balau.  Bright Eyes akhirnya tewas ditembak, namun ternyata ia memiliki seorang bayi.
Si bayi simpanse, kemudian dibawa Will Rodman untuk diasuh di rumahnya. Ayah Will, Charles Rodman ( John Lithglow) adalah seorang penderita Alzheimer. Rumah yang sudah tidak memiliki ibu tersebut kemudian menjadi ceria dengan kehadiran bayi simpanse, yang diberi nama Caesar.

Caesar tumbuh dengan menakjubkan sebagai simpanse yang memiliki kecerdasan tinggi. Dari hari ke hari intelenjensianya bertumbuh dengan menakjubkan, sehingga mampu mempelajari berbagai materi yang umum dipelajari manusia. Caesar mampu dan mengerti bahasa isyarat, serta mengerti apa yang diungkapkan oleh manusia.
Caesar pulalah yang kemudian menjadi mak comblang antara Will  dan dokter hewan Caroline Aranha ( Freida Pinto ), berkat suatu insiden.
Namun, masa bahagia tersebut tidaklah selamanya. Caesar biar bagaimanapun adalah sebuah produk yang melanggar hukum alam. Kejadian demi kejadian membuat masalah menjadi pelik, baik bagi keluarga Rodman ataupun Caesar sendiri.
Caesar terus mengalami evolusi. Kemampuan berpikirnya menjadi semakin berkembang.
Dia mampu menelaah segala sesuatunya layaknya kemampuan manusia. Caesar mendapati meski dirinya diterima di keluarga Rodman, dirinya tetap berbeda dengan para manusia.
Sementara para primata merespon positif ALZ-112, tidak demikian dengan manusia. Sel-sel antibody manusia merespon serum tersebut, hingga akhirnya membahayakan. Ini terbukti ketika Will mencobanya kepada ayahnya.

Peningkatan level serum ALZ-112, juga akhirnya akan mengakibatkan bahaya yang lebih fatal kepada ras manusia.
Hingga suatu insiden, akhirnya menggiring Caesar ke komunitasnya. Dia dipenjara dalam sebuah kandang layaknya para simpanse lain. Caesar yang biasa menerima perlakuan manusiawi, kemudian diperlakukan bak hewan oleh Dodge Landon ( Tom Felton) dan ayahnya ( Brian Cox).
Perlakuan tersebut membuat Caesar merana. Namun, akhirnya kemampuan berpikirnya terus membuat Caesar berevolusi dan kemudian memimpin kaumnya melakukan revolusi besar melawan tirani manusia yang selalu menjadikan mereka objek secara semena-mena.
Ada tema pro terhadap hewan ala organisasi PETA dan evolusi dalam RPTA di sini, sehingga membuatnya menjadi berbeda dengan kebanyakan film aksi berbalut fiksi ilmiah.
Kita diajak sedikit berpikir logis dan saintifik , ketika isu melawan Alzheimer dijadikan pangkal persoalan yang nantinya sangat kita harapkan akan terus kita ikuti melalui sekuelnya.
Sebagai film reboot, ide ini menjadi sangat brilian. Penulis naskah Rick Jaffa dan Amanda Silver ( The Hands That Rock The Cradle, The Relic) berhasil menjadikan evolusi yang biasanya memakan waktu jutaan tahun, menjadi hitungan tahun saja melalui formula ALZ 112.
Duo tersebut juga masih menjadikan novel berbahasa Perancis yang menjadi landasan cerita The Apes dari tahun 60'an , La planète des singes, karya Pierre Boulle sebagai acuan hingga cerita film ini menjadi relevan.
Rick dan Amanda juga sangat jeli memasukkan isu penggunaan simpanse dalam percobaan ilmiah, sebagai asal muasal bagaimana para primata tersebut akhirnya berhasil mengambil alih bumi. 

Meski berupa imajinasi khas Hollywood, semua hal tersebut menjadi logis, apalagi kita termasuk percaya pada teori evolusi Darwin dan mengikuti film-film The Apes sebelumnya.
Rick dan Amanda juga memasukkan detail psikologis para primata tersebut dengan jeli. Bila Anda pernah menghabiskan waktu beberapa bulan di pusat reservasi orang utan di Tanjung Putting, Kalimantan, Anda akan tahu bahwa detail-detail di film ini benar. Para primata cerdas tersebut memang berkomunikasi dengan bahasa isyarat ataupun suara. Mereka juga sangat mengerti aura baik atau jahat dari seseorang. Dan mereka apabila suka dengan seseorang akan mengulurkan tangan seolah meminta. Semua detail tersebut sangat diperhatikan dan memuaskan di film RATP ini.
Duo penulis tersebut juga jeli memasukkan unsur humor dan drama di film ini sehingga menjadi pas, tidak berlebihan. Humor disampaikan lewat kelakuan para primata atau kejadian-kejadian canggung. Drama berhasil dihantarkan lewat hubungan Caesar – Will atau saat Caesar merindukan keluarga Rodman. Sebuah momen yang menyentuh.
Tidak ada satupun primata yang dibahayakan di film ini.
Hal tersebut adalah hasil kerja menakjubkan para ahli efek khusus yang ditangani oleh WETA Digital. Perusahaan milik Peter Jakcson ini kembali bekerja dengan sangat memuaskan, seperti ketika mereka bekerja untuk trilogi Lord of The Ring.
Para primata tampil seolah-olah mereka asli. Baik gerak, mimik muka maupun tekstur tubuh, kita akan dibuat percaya bahwa kita menyaksikan para primata asli. Tim WETA juga berhasil menciptakan efek seru ketika pertarungan para primata dan manusia di jembatan Golden Gate, San Fransisco. Pertarungan tersebut bisa dibilang melebih ekskalasi pertarungan dengan seting sama di X-Men : Last Stand. Dahsyat , sekaligus indah.
Para primata memang menajdi bintang utama di film ini. Caesar, terutama. Karena, hampir 90 persen film ini berfokus padanya. Dan Andy Serkis, kembali menjadi bintang "langganan" objek rekayasa visual, sama seperti ketika ia memerankan Gollum di Lord of The Ring.
Ceasar memang "meminjam" akting Serkis, untuk kemudian diterjemahkan lewat efek CGI. Bila ada kategori penghargaan akting melalui rekayasa visual, pastilah Andy Serkis akan menang.
Namun, meski primata menjadi bintang utama di RATP, James Franco tetap menyajikan permainan apik. Sebagai ilmuwan dia kharismatik, sekaligus rapuh. Hubungannya dengan aktor John Lithglow juga maksimal di film ini. John Lithglow berhasil menghadirkan emosi seorang ayah kesepian yang menderita Alzheimer. Bukan akting terbaik memang, namun sangat kuat.

Freida Pinto memang menjadi pemanis di film ini. Dan dia memang tampil manis. Sebagai dokter hewan Caroline dia memang tidak mendapat porsi karakter besar. Sehingga sulit mengatakan Pinto bermain buruk atau tidak. Namun, kehadirannya terbilang pas.
Kredit lain perlu diberikan kepada Tom Felton. Dia tampil sangat mengesalkan sebagai pengurus pusat reservasi primata yang gemar menyiksa. Si Draco Malfoy ini memperlihatkan bahasa tubuh dan air muka bengis di wajahnya. Kemungkinan peran-peran antagonis akan mengalir deras kepada Felton setelah ini.
David Oyelowo juga berhasil menampilkan pemimpin Gen Sys, Steven Jacobs, yang sangat berorientasi bisnis. Sama seperti Felton, dirinya berhasil membuat penonton sebal.
Film aksi fiksi ilmiah seperti ini tentu sangat bergantung pada sinematografi. Andrew Lesni  ( pemenang Oscar lewat trilogi Lord of The Ring) berhasil menampilkan gambar-gambar indah. Ketika Caesar memanjat pohon di hutan San Fransisco, adegan pertarungan di Golden Gate, atau ketika para primata menyerbu perumahan hingga daun-daun berguguran, sangatlah indah. Rasanya dirinya kembali akan menerima nominasi Oscar lewat RATP.
Dan bravo untuk Patrick Doyle di divisi musik.
Dia adalah orang dibalik scoring dan musik Thor, Bridget Jones Diary ataupun Harry Potter and the Goblet of Fire.
Doyle mampu menampilkan score yang megah lewat orkestrasi ataupun sendu. Musiknya sangat kuat membawa emosi ke setiap adegan di film ini. Adegan kemarahan Caesar, amuk para primate, atau romansa persahabatan Caesar-Will-Charles ditampilkan kuat di sini. Ada juga selipan karya klasik, Johann Sebastian Bach, lewat Interlude and Fugue no 15 yang apik. Bisa dibilang tampilan musik RATP adalah salah satu yang terbaik tahun ini.
Rupert Wyatt, memang baru dikenal  tahun 2008 lewat The Escapist. Pun dalam film itu dirinya hanya sebagai penulis. Namun, dirinya sering mendapat penghargaan di bidang sinematografi. RATP adalah film dengan anggaran besar pertama yang dibesutnya. Namun, FOX jelas tidak salah pilih. RATP dibuat Wyatt dalam tinggi, adegan cepat, dan tidak membuang waktu dengan drama berlebihan. Dialog-dialog pun mengalir lancar dan efektif. Tampaknya, Wyatt akan kembali memegang sekuel-sekuel film ini.
Rise Of the Planet of The Apes memiliki hubungan yang kuat dengan film-film sebelumnya. Banyak hal dalam film sebelumnya, yang ditampilkan di sini. Seolah menjadi semacam benang merah, bila Anda jeli.
Ada adegan di mana Caesar memegang mainan Patung Liberty yang kepalanya lepas. Lalu ada adegan di mana disorot pelepasan pesawat ruang angkasa yang membawa primata percobaan, layaknya proyek Nim di tahun 70'an. Elemen-elemen itu adalah penghubung dengan kejadian bertahun-tahun sesudah prekuel ini. Inilah yang membuat pemikiran logis terhubung.

Rise of the Planet of The Apes sejatinya adalah sebuah film tentang eksistensi dan evolusi, namun dengan kemasan yang lebih popular. Aksi seru, efek khusus dan ledakan hanyalah sebagai pemanis. Ada sesuatu isu besar dalam film ini. Tentang kegemaran manusia melanggar hukum alam, kerakusan manusia akan harta sehingga menjadikan mahluk lain sebagai objek percobaan , hingga isu lingkungan.
Kita tidak sadar diajak berpikir ulang tentang perlakuan kita terhadap mahluk hidup lain. Caesar juga merupakan sebuah simbol seorang anak yang bertumbuh kembang, namun rancu dengan jati dirinya. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari sendiri jati dirinya, meski akhirnya harus banyak mengorbankan nilai-nilai masyarakat.
Suatu pesan penting juga tersirat, tidak puas akan sesuatu bisa jadi menimbulkan bencana berdampak luas. Seperti ketika sekumpulan ilmuwan mencoba bermain-main dengan takdir Tuhan, untuk mendapatkan obat Alzheimer.
Saksikan hingga credit title untuk mendapatkan petunjuk tentang musnahnya ras manusia di sekuelnya nanti.
Rise of The Planet of The Apes mulai tayang tengah malam di bioskop-bioskop Indonesia.
Rating ( 4/5)

Rise of the Planet of the Apes (2011)
Info: http://www.imdb.com/title/tt1318514/
Release Date: August 2011 (Indonesia)
Genre: Action | Drama | Sci-Fi
Cast: James Franco, Andy Serkis and Freida Pinto
Quality: BluRay 720p
Source: BluRay 720p DTS 2Audio x264-CHD

Sinopsis

Cerita film ini adalah saat sekarang di San Fransisco, dimana manusia melakukan eksperimen untuk menciptakan satu ras primata cerdas. Dilakukan untuk keperluan perang supremasi antar Negara.

Menciptakan kera CGI yang memberikan kinerja dramatis, kera yang memiliki emosi dan belum pernah terjadi sebelumnya, juga kecerdasan. Pertempuran epik yang kemudian membalikkan nasib manusia dan primata.

Pemain

  • James Franco sebagai will Rodman
  • Freida Pinto sebagai caroline aranha
  • John Lithgow sebagai Charles Rodman
  • Brian Cox sebagai Mr. Landon
  • Tom Felton sebagai Dodge Landon
  • David Oyelowo sebagai Steven Jacobs
  • Andy Serkis sebagai Caesar ( CGI)


    Download From TinypasteTotal Size 600MB (.mkv)
    Password=increase100 

     

    Super 8 (2011) BluRay 720p 600MB

    Super 8 (2011)
    Info: http://www.imdb.com/title/tt1650062/
    Release Date: 10 June 2011
    Genre: Mystery | Sci-Fi | Thriller
    Produksi: Paramount Pictures
    Cast: Elle Fanning, Amanda Michalka and Kyle Chandler
    Quality: BluRay 720p
    Source: BluRay 720p x264 DTS-HDChina


    Produser

    • Steven Spielberg

    Sutradara

    • J.J. Abrams

    Sinopsis

    Film laga horor thriller ini bercerita tentang kedatangan kelompok makhluk asing ke bumi. Pada musim panas tahun 1979, sebuah grup di kota kecil Ohio menyaksikan kecelakaan kereta api disaat mereka sedang membuat film ‘Super 8’. Kemudian dicurigai bahwa itu bukanlah sebuah kecelakaan biasa.

    Segera setelahnya, terjadi banyaknya orang-orang menghilang dan kejadian yang sukar dijelaskan dengan nalar manusia biasa. Kota menjadi tidak terkendali dan semua kejadian ganjil itu semakin hari semakin merajai seluruh kota.

    Seorang kepala daerah memutuskan untuk mengungkap semua kejadian yang telah membuat kota kebanggaannya menjadi porak poranda, namun mereka tidak menyadari bahwa kejadian yang lebih menakutkan lagi akan segera terjadi dan diluar apa yang mereka bisa bayangkan.



    Screenshot:
    Download From TinypasteTotal Size 600MB (.mkv)
    Password=increase100

    UPDATE :


    Live stream

    /

    .

    free counters